Jumat, 17 Desember 2010

Peringkat 10 Besar XI IPA4

Download Peringkat Selengkapnya...

Rabu, 15 Desember 2010

PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA

Disusun oleh : Daryanto ,
Makalah , disusun untuk memenuhi tugas portofolio Pelatihan Jardiknas 2007 Kabupaten Kendal

1 Pendahuluan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelajaran matematika dikenal sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Sehingga matematika menjadi mata pelajaran yang kurang disukai siswa . Apalagi jika penyajian guru dalam menyampaikan pelajaran kurang menarik siswa . Hal ini akan menambah kesulitan siswa dalam belajar matematika .Dalam sebuah kelas rata-rata hanya sebagian kecil saja yang menyukai matematika , sebagian besar tidak menyukai dan belajar matematika dengan terpaksa.Hal – hal yang diidentifikasi menjadi penyebab kesulitan belajar matematika adalah sebagai berikut :
a Kesalahan konsep yang sudah berlangsung lama .
b Kurangnya pemahaman konsep – konsep dasar dalam matematika
c Siswa malu bertanya pada guru di kelas jika ada hal yang kurang jelas.
d Siswa kesulitan mengerjakan tugas di rumah dan tidak ada yang membimbingnya
e Penggunaan metode yang tidak variatif oleh guru.
f Pembelajaran yang berorientasi pada target kurikulum mengingat terbatasnya waktu sehingga kurang memperhatikan tercapainya ketuntasan belajar.
g Kurangnya perhatian orang tua dalam memantau belajar anaknya
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas , pengajaran kooperatif dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Dengan pengajaran kooperatif siswa dapat berkomunikasi dengan temannya dan saling membantu untuk memecahkan masalah bersama . Dengan berdiskusi dengan sesama teman siswa lebih leluasa dan bebas bertanya sehingga dapat memperbaiki konsep-konsep yang salah atau konsep-konsep yang tadinya kurang dipahami.

2 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahapahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.( Nurhadi , 2004 : 61 ). Dalam pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok . Dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi , sedang dan rendah.Setiap siswa dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kelompoknya. Siswa yang lebih pintar dapat menjelaskan kepada temannya yang daya tangkapnya kurang sehingga setiap siswa dalam kelompok memahami bahan ajar yang diberikan guru.

3 Unsur –unsur dalam pembelajaran kooperatif.
Menurut Abdurrahman dan Bintoro yang dikutip Nurhadi (2004 : 61 ) ada empat unsur dalam pembelajaran kooperatif , yaitu saling ketergantungan positif , intrraksi tatap muka , akuntabilitas individual dan ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi.
a Saling ketergantungan positif
Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. sehingga sehingga menumbuhkan saling ketergantungan positf. Siswa saling memberi motivasi agar dapat mencapai hasil yang optimal
b Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka memungkinkan siswa dapat saling menjadi sumber belajar.Intetaksi semacam ini penting karena ada siswa yang lebih mudah belajar dari sesamanya.
c Akuntabilitas individual
Hasil belajar individual disampaikan kepada kekompok agar kelompok mengetahui siapa anggota yang memberikan bantuan dan siapa yang memerlukan bantuan .Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya. Hal ini membuat kelompok berusaha agar semua anggota kelompok belajar lebih giat sehingga memperoleh nilai tinggi.
d Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman , mengkritik ide bukan mengkritik teman , mempertahankan pikiran logis , tidak mendominasi orang lain , mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi.

4 Pentingnya pembelajaran kooperatif
Hasil penelitian yang dilakukan Johnson dan Johnson ( 1984 ) yang dikutip Nurhadi ( 2004 : 63 ) menunjukkan adanya berbagai keunggulan dalam pembelajaran kooperatif . Hasil penelitian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a Memudahkan siswa melakukan penyesuan diri
b Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati
c Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap , ketrampilan , informasi , perilaku sosial dan pandangan
d Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen
e Meningkatkan ketrampilan metakognitif
f Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan egosentris
g Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
h Menghilangkan siswa dari penderitaan akibat kesendirian atau keterasingan
i Dapat menjadi acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegrasi
j Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa
k Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan
l Mencegah terjadinya kenakalan di masa remaja
m menimbulkan perilaku rasional di masa remaja
n Bebagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan
o Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
p Meningkatkan sikap positif terhada belajar dan pengalaman belajar
q Meningkatkan kesehatan psichologis
r Meningkatkan sikap tenggang rasa
s Meningkatkan kemampuan berpikir divergen atau berpikir kreatif
t Memberikan harapan yang lebih besar bagi terbentuknya manusia dewasa yang mampu menjalin hubungan positif dengan sesamanya baik di tempat kerja maupun di masyarakat
u meningkatkan hubungan positif antara siswa dan guru dan personil sekolah lainnya
v Meningkatkan pandangan siswa terhadap guru yang bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik.
5 Langkah – langkah dalam pembelajaran kooperatif
Ada enam langkah dalam pembelajaran kooperatif .( Muslimin Ibrahim , 2000 : 14 ).
a Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa untuk belajar.
b Menyajikan informasi
c Pengelompokan siswa
d Membimbing siswa dalam kelompok
e Evaluasi
f Pemberian penghargaan

6 Metode Pembelajaran Kooperatif
Ada 4 metode pembelajaran kooperatif yang biasa digunakan oleh guru ( Arends,1998; Abdurrahman dan Bintoro,2000:82-90) yang dikutip Nurhadi ( 2004 : 64-66) . Tiga diantaranya adalah :
a Metode STAD ( Student Team Achievement Divisions)
Mrtode STAD dikembangkan oleh Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Pada metode ini para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim , masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok.Tiap tim memiliki anggota yang heterogen baik jenis kelamin , ras , etnik maupun kemampuannya.Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.Secara individual atau tim tiap minggu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka tentang bahan ajar yang telah dipelajari. Tiap siswa atau tim diberi skor atas penguasaan terhadap bahan ajar dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi yang tinggi diberipenghargaan. Dapat terjadi beberapa tim memperoleh penghargaan jika mampu memperoleh suatu kriteria tertentu.
b Metode Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Arondon dan kawan-kawannya . Pada metode ini kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karasteristik yang heterogen. Bahan ajar disampaikan kepada siswa dalam bentuk teks dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan ajar tersebut.Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan ajar yang sama dan selanjutnya berkumpul dalam kelompok yang baru untuk saling membantu mengkaji bahan ajar tersebut.Kelompok yang baru ini disebut “kelompok pakar” (expert group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula ( home team ) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home team” , para siswa dievaluasi secara individual.Individu atau tim yang memperoleh skor yang tinggi diberi penghargaan oleh guru.
c Metode GI ( Group Investigation )
Dasar-dasar metopde GI dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya diperbaiki dan diperluas oleh Sharan dan kawan-kawannya dari Universitas Tel Aviv.Metode GI menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan pross kelompok.Pada metode ini kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari , mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai suptopik yang telah dipilih kemudian menyiapkan dan menyajikan laporan di depan kelas secara keseluruhan.Langkah –langkah metode GI dapat dikemukakan sebagai berikut :
i) Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang digambarkan lebih dahulu oleh guru. Selanjutnya para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang berorienatsi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik jenis kelmin , etnik maupun kemampuan akademik.
ii) Merencanakan kerja sama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus , tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai subtopik yang telah dipilih.
iii) Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah ii).Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah.
iv) Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang diperoleh pada langkah iii) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
v) Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan presentasi dari berbagi topik yang telah dipelajari. Presentasi kelompok dikoordinasikan oleh guru.
vi) Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok.

7 Penerapan metode pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran matematika
Tidak semua bahan ajar dalam matematika tepat untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Penggunaan suatu metode tertentu secara terus menerus tentu akan membuat siswa jenuh. Variasi dan ketepatan dalam menggunakan metode pembelajaran akan membuat siswa selalu segar dalam menjalani pembelajaran.Berikut adalah beberapa materi yang dapat digunakan untuk penbelajaran kooperatif.
a Sistem persamaan linier dengan dua variabel dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw.
Sistem persamaan linier dengan dua variabel dapat diselesaikan dengan beberapa cara
i) Eliminasi
ii) Substitusi
iii) Gabungan eliminasi dan substitusi
iv) Grafik
v) Determinan
Dibuat kelompok awal ( home team ) yang masing –masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Dalam sebuah kelompok masing-masing anggota diberi tanggung jawab mempelajari cara menyelesaikan sistem persamaan linier dengan dua variabel menggunakan salah satu cara.Kemudian bergabung dan berdiskusi dalam kelompok pakar. Hasilnya disampaikan ke kelompok awal sehingga setiap anggota menguasai bahan ajar yang diberikan guru. Selanjutnya dilakukan evaluasi , siswa atau kelompok yang mendapat skor tinggi diberi penghargaan.
b Persamaan kuadrat menggunakan metode pembelajaran Jigsaw
Persamaan kuadart dapat diselesaikan dengan beberapa cara , yaitu :
i) Dengan memfaktorkan
ii) Dengan cara skema
iii) Dengan melengkapkan bentuk kuadart
iv) Dengan rumus
Dibuat kelompok awal ( home team ) yang masing –masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa . Prosedur selanjutnya seperti pada 6a diatas.
c Perkalian matriks menggunakan metode pembelajaran STAD
Kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa.Dalam kelompok didiskusikan syarat perkalian dua matriks , cara mengalikan dua matriks dan sifat-sifat perkalian dua matriks.Setelah selesai dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui kemampuan individu maupun kelompok. Kelompok atau individu yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan.
d Dimensi tiga menggunakan metode pembelajaran GI
Disiapkan bahan ajar yang terdiri dari beberapa subtopik kedudukan titik dan bidang , kedudukan garis dan bidang , kedudukan dua garis dalam ruang , kedudukan dua bidang , sudut antara garis dan bidang , sudut antara dua bidang . Siswa memilih subtopik kemudian bergabung dengan siswa yang lain yang memilih subtopik yang sama membentuk sebuah kelompok. Dalam kelompok bersama guru merencanakan prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan . Kemudian kelompok melaksanakan apa yang telah direncanakan. Selanjutnya dilakukan analisis dan sisntesis terhadap informasi yang telah diperoleh. Hasilnya diringkas untuk disajikan dalam presentasi. Evaluasi dilakukan utnuk mengetahui kontribusi kelompak terhadap pekerjaan kelas secara keseluruhan.

8 Kesimpulan
a Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pilihan atau solusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dapat mengatasi berbagai kesulitan siswa dalam belajar matematika
b Metode pembelajaran kooperatif mempunyai peran dalam membentuk manusia dewasa yang mampu menjalin hubungan positif dengan sesamanya baik di tempat kerja maupun di masyarakat
c Guru dituntut kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran agar siswa tidak bosan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan yang mampu memotivasi siswa.
Daftar Pustaka
1. Dr. Nurhadi ,M.Pd dkk , Dr.Burhan Yasin,Dip.Bis.ad,M.Ed, Drs.Agus Gerrad,M.Pd – 2004 .Pembelajaran Kontekstual Dalam KBK , Malang , Universitas Negeri Malang.
2. Drs. Muslimin Ibrahim,M.Pd , Dra. Fida Rachmadiarti,M.Kes , Prof.Dr.Muhamad Nur , Drs. Ismono ,MS - 2000 “ Pembelajaran Kooperatif “ , Universitas Negeri Surabaya.
Selengkapnya...